
Teknologi semakin pesat pertumbuhannya dilihat dari permintaan update aplikasi di gadget kita setiap harinya. Indonesia di kenal sebagai bangsa yang konsumtif bisa di bilang bangsa yang terlalu nyaman menikmati hasil.
Jika kita perhatikan di lingkungan sekitar, bahkan di keluarga kita sendiri anak umur 2 tahun saja sudah memegang gedget. Entah apa yang ada dalam pikiran orang tuanya. Tanpa di sadari orang tua itu mengajarkan keterbatasan dalam pola imajinasi seorang anak sehingga terlalu nyaman dan menikmati sebuah gedget yang menjadi sebuah kebiasaan yang tak terhindarkan.
Dari hal itu seharusnya kita sadar diri kenapa bangsa kita di klaim sebagai bangsa yang konsumtif dan bermental tempe. Dilihat dari sedikit nya anak milenial yang setelah selesai sekolah menengah atas jarang atau bisa dibilang sedikit sekali yang berminat ingin berkreasi, berbisnis, melakukan riset dan lainnya. Sebaliknya banyak yang ingin langsung terjun ke dunia kerja.
Menurut penulis seharusnya mulai dari lingkup keluarga diajarkan seorang anak untuk ber produktif, berkreasi melakukan sesuatu yang di hasil kan berdasarkan ide dan pemikiran seorang anak itu sendiri. Keluarga harus mendukung keinginan anak yang ingin menjadi produktif sesuai impian ide dan gagasasanya.
Dengan begitu sebutan bangsa konsumtif akan memudar dengan sendirinya. (Kang encus)
Adakah solusi yang tepat biar anak-anak kita terlalu fokus ke gadget? sedangkan kebanyakan anak-anak jaman sekarang susah untuk diberikan arahan
Mendukung keinginan anak yang bersifat produktif melakukan sesuatu sesuai dengan ide dan gagasannya sendiri 🙏